Ada apa dengan saya? Sebuah paradigma kehidupan yang beralur dan berpola. Sebuah sentimental yang berperan dalam kebisuan yang mengada-ada. Lantas terjeratkah ini melalui angin yang berhembus kencang di saat senja mulai menapaki dan menjejaki mengantarkanku dalam kegelisahan. Tentu saja kegelisahaan yang beralasan. Kawan, jujur saja aku memikirkan dirinya. Karena alasan itulah konseptual dan pemikiran ini merupakan representasi dari cinta. Dan ku menyebut cinta adalah maha karya sekaligus maha rasa yang sering kuanggap tahi anjing yang tak sengaja terinjak oleh jemari-jemari kaki-kakiku melangkah menuju rumahmu. Kawan jujur saja aku menyesal atas tindakanku. Tetapi aku hanya terengah diam,terkurung dalam kamar berdebu. Suara baling dari kipas mungilku mengejekku lantas aku lempar dan pranggg…pecah seketika. Tapi itupun tak mengubah keputusan otakku untuk memunculkan kembali kenangan itu meskipun telah aku hapus. Sesosok wanita mungil dengan hatinya? Membuatku seperti pecundang. Mengacuhkanku seperti sampah yang berterbangan. Meludahku dengan abstrak dihatinya. Mencaciku dengan pesan pendek atas kesesalannya. Kawan, aku hanya dijadikan pelarian. Aku menunggu jawaban Tuhan Yang Maha Oke. Sesambil bersiul kecil aku di sini. Kawan aku diinjak. Tapi aku diam. Karena aku mencintai dengan sebuah ketulusan. Mencintai dengan sebuah kepercayaan bahwasannya ia datang kembali, mencintaiku dan menyesali tindakannya. |
Posting Komentar